Jumat, 31 Desember 2010

SEDIH

Tahun baru-an di Surabaya sempat cek sambungan internet Three di daerah Gubeng Kertajaya, ternyata sambungan yang didapat menyedihkan. Sinyal HSDPA lemah sekali, buka email susah. Sinyal EDGE lumayan penuh bar-nya, tetapi tetap saja susah buka email. Kesimpulannya adalah, sambungan Three di pinggiran Sidoarjo masih - sangat - jauh lebih baik dari di pusat kota Surabaya. Sekian laporan dari Surabaya dengan semangat tahun baru - 2011.

Selasa, 09 November 2010

COMPRESSOR/DECOMPRESSOR

 

<!-- @page { margin: 2cm } P { margin-bottom: 0.21cm } A:link { so-language: zxx } -->

Ketika seorang pemula edit video dihadapkan pada permasalahan baru, maka pencarian informasi tambahan perlu dilakukan dengan segera. Setidaknya itulah yang saya lakukan ketika menghadapi permasalahan awal ketika test render. Dalam test render setidaknya ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu mencoba untuk mempersingkat waktu render. Selain spesifikasi komputer editing yang mumpuni dan beberapa faktor lain, satu hal lagi yang penting dan sangat berpengaruh dalam proses render adalah codec yang digunakan untuk me-render.

 

 

codec is a device or computer program capable of encoding and/or decoding a digital data stream or signal. The word codec is a portmanteau of 'compressor-decompressor' or, more commonly, 'coder-decoder'. A codec (the program) should not be confused with a coding or compression format or standard – a format is a document (the standard), a way of storing data, while a codec is a program (an implementation) which can read or write such files. In practice "codec" is sometimes used loosely to refer to formats, however.

A codec encodes a data stream or signal for transmission, storage or encryption, or decodes it for playback or editing. Codecs are used in videoconferencingstreaming media andvideo editing applications. A video camera's analog-to-digital converter (ADC) converts its analog signals into digital signals, which are then passed through a video compressor for digital transmission or storage. A receiving device then runs the signal through a video decompressor, then a digital-to-analog converter (DAC) for analog display. The term codec is also used as a generic name for a video conferencing unit. (Diambil dari WIKIPEDIA)



Menurut definisi diatas, terlihat bahwa codec menentukan nasib dari sebuah media hasil keluaran/output edit video, dimana output itu nantinya bisa diputar/playable atau tidak di media player tertentu. Dari situ maka pemilihan codec akan sangat crucial atau penting bagi editor video. Kita bisa memperoleh codec-codec ini di pasaran dalam berbagai tipe, yang bisa kita sesuaikan dengan keperluan kita. Disini kita bisa melihat korelasi dengan permasalahan yang telah saya kemukakan di atas, dimana kalau kita ingin memperpendek durasi render kita (penting untuk proyek-proyek dengan tight schedule), maka kita harus mencari codec yang benar-benar bisa memperpendek durasi render kita. Tidak ada jaminan bahwa sebuah codec memang mampu untuk melakukan ini, karena memang sekali lagi, hal ini sangatlah dipengaruhi oleh banyak faktor (mungkin lain kali akan saya bahas lebih lanjut). Satu hal pasti, trial and error tetap berperan penting dalam hal ini. Satu contoh, ketika saya mencari sebuah codec yang bisa membantu saya me-render sebuah proyek slideshow dengan unsur 3D yang berat, saya harus mencoba beberapa codec yang saya dapatkan secara gratis di internet. Proses ini cukup memakan waktu lama, dimana akhirnya saya mendapatkan kesimulan bahwa codec yang berbasis MJPEG adalah yang paling cocok untuk saya gunakan di proyek saya itu. Semoga hal ini bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan atau acuan berkaitan dengan hal codec.

Senin, 08 November 2010

LAYANAN EDIT VIDEO

Kami sebuah studio dokumentasi video di Sidoarjo memberikan layanan edit video untuk penyedia jasa-jasa layanan shooting video yang belum bisa mengedit sendiri hasil pengambilan gambarnya. Kami bisa memberikan hasil berupa layanan edit video standard, ataupun edit video custom sesuai permintaan dengan harga spesial. Segera hubungi Ferry di 08123282638 atau 085648665025

DICARI VIDEO EDITOR FREELANCE

Kami sebuah jasa dokumentasi video di Sidoarjo, membutuhkan seorang editor video freelance yang mampu bekerja apabila dibutuhkan.pekerjaan akan diberikan per-project,dan mau mempertanggungjawabkan hasil-nya kepada klien dan kami. Nilai plus bagi yang mampu mengoperasikan photoshop, illustrator, dan after effects. Segera hubungi sdr Ferry di no 08123282638 atau 085648665025

TRANSFER VIDEO

Kami studio MERCY di Sidoarjo, memberikan layanan cepat untuk transfer video dari format mini DV/Harddisk/Memory Card ke format VCD/DVD/Web/Presentasi/Printed. Kami juga memberikan layanan edit video. Untuk informasi harga, bisa segera hubungi Varida di 03171935509 atau Ferry di 08123282638. Anda juga bisa langsung mendatangi studio kami di Jl. Dr. Wahidin No. 133 Sekardangan - Sidoarjo

TROUBLESHOOTING ARTEFAK DI GAMBAR VIDEO

p { margin-bottom: 0.21cm; }a:link { }

Beberapa saat lalu saya mendapat masalah ketika saya sedang mencoba meng-capture sebuah mini DV tape. Menurut klien yang mengambil gambar menggunakan kamera standard, hasil rekaman ketika diputar pertama kali di built-in player kamera tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan, tetapi ketika mulai di-capture via kabel firewire mulai terllihat di layar monitor bahwa ada artefak (baca: pola kotak-kotak) di tengah dan tepian gambar hasil rekaman.

 

Klien menanyakan apakah saya bisa menghilangkan kerusakan gambar ini?...saya jawab saya akan berusaha. Karena memang baru kali ini saya mendapatkan masalah seperti ini, karena untuk pengambilan gambar yang biasa saya lakukan untuk keperluan saya sendiri, saya selalu mementingkan unsur persiapan serba ketat – selalu memeriksa semuanya. Selalu melakukan tes untuk semuanya sebelum proses pengerjaan dilakukan. Tetapi kan hal ini tidak bisa saya jumpai kalau mini DV tape itu saya dapatkan dari klien. Pasti saya akan menghadapi berbagai pengalaman atau masalah yang tak terduga.

 

Saya coba untuk menggunakan berbagai macam cara, termasuk menggunakan efek yang bisa dijumpai dalam aplikasi-aplikasi edit video, sampai proses cropping, tetapi hasil yang saya dapatkan masih sangat tidak memuaskan. Saya akhirnya kembali kepada pemikiran teguh saya: bahwa salah satu faktor terpenting dari hasil edit video yang baik dan memuaskan adalah file mentah yang bagus. File mentah adalah file yang pertama kali diambil, sebelum di-capture ke dalam PC (proses capture ke dalam PC menggunakan proses kompresi, yang membantu mengatasi masalah ketersediaan space dalam harddisk kita). Kalau file mentah yang kita dapat tidak bagus, maka jelas akan memperumit proses edit dan juga sangat berpengaruh di output akhir yang kita harapkan.

 

Mulai dari situ saya memusatkan pada cara-cara yang terfokus pada file mentah dan media-nya. Saya mencoba untuk menggunakan bantuan video head-cleaner, mengotak-atik posisi pita dalam rol kaset mini DV, sampai pada keputusan akan membongkar kaset mini DV dan membersihkan secara manual pita yang ada di dalamnya, tetapi ketika saya melihat pola artefak di monitor, saya akhirnya memutuskan untuk mem-fast-forward pita rekaman, lalu me-rewind lagi pita rekaman ke depan, baru kemudian melakukan proses capture ulang lagi. Ini saya lakukan karena pola artefak gambar itu terletak di tepian gambar (edge), sehingga saya menduga bahwa itu lebih disebabkan oleh posisi pita di head kamera video digital yang dipakai merekam atau yang dipakai untuk meng-capture. Dengan mem-fast-forward dan me-rewind, maka kemungkinan untuk tertata-ulangnya lagi pita dengan benar di permukaan head video kamera akan lebih besar. Dugaan saya benar dan cara ini bisa saya katakan berhasil dengan lumayan menurut saya. Setidaknya cukup untuk keperluan capture ulang saya. Artefak banyak sekali berkurang, dan saya bisa mendapatkan file mentah untuk edit yang lebih bersih dan bermutu. Semoga pengalaman saya bisa membantu praktisi edit vieo lain di luar sana yang mengalami permsalahan seperti saya.

Sabtu, 12 April 2008

INI DUNIA-KU: EDIT VIDEO DAN DESAIN GRAFIS

“….Dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengoperasikan Flash, Dreamweaver, Illustrator, Corel Draw, 3D Max, Maya, dan AutoCAD. Serahkan portofolio beserta daftar riwayat hidup selambatnya tanggal 25 Februari 2004 ke alamat……”

Sudah setahun menganggur setelah lulus dari sebuah perguruan tinggi, dan saya masih saja sedih ketika membaca banyak iklan lowongan kerja di harian dan majalah komputer yang mengharapkan sesuatu yang lebih dari seseorang yang hanya memiliki satu otak. BERLEBIHAN MALAH ! seperti iklan yang satu diatas. Saya berpikir: hanya seseorang yang berotak super yang dapat menguasai semua software tersebut. Tetapi itu tetap saja muncul terus menerus. Selanjutnya saya juga berpikir: apakah perusahaan-perusahaan ini serius untuk mencari seorang pekerja ? Apa memang benar diluar sana ada seseorang yang memang menguasai semua software ini dalam satu waktu yang bersamaan ?
Bukannya saya lalu pesimis, tetapi saya mencoba untuk masuk dan menjalani tes-nya, dan ternyata saya tidak lulus juga. Dan hal itulah yang akhirnya membawa saya ke rutinitas saya saat ini, menjalani aktivitas sehari-hari sebagai seorang editor video dan desainer grafis freelance. Saya tidak lagi mengejar impian untuk bekerja di firma desain besar atau advertising, karena menurut pengalaman diatas, that’s too much. Dan setelah bertahun duduk di depan meja komputer dan mengerjakan edit video dan desain grafis, saya baru sadar bahwa software-software diatas itu adalah hanya sebuah tool, sebuah alat untuk menyelesaikan sesuatu. Ternyata kemampuan dan pengalaman lebih penting dan lebih berperan dalam memberikan kelegaan dalam diri saya: Hey ! saya adalah seorang editor video, dan saya tidak mendapatkan ilmu ini dari siapapun, hanya dari membaca, membaca, lalu berpraktek.
Pilihan sebagai editor video dan desainer grafis adalah lebih kepada panggilan jiwa. Saya sangat menyukai keindahan, dan juga sangat menyukai teknologi. Jadilah saya bergulat ke dalam ide-ide keindahan yang saya coba untuk saya wujudkan se-nyata mungkin dengan menggunakan teknologi. Setelah empat tahun lebih berjalan, ternyata hal ini menghasilkan juga. Saya bersyukur atas itu, Berarti pilihan saya tidak salah. Mengingat pada awal saat saya ingin segera memulai, banyak sekali pemikiran dan kondisi yang menghambat – kata teman saya itu butuh modal yang besar dan skill atau keahlian tingkat tinggi pula. Tetapi setelah empat tahun juga saya tetap disini. Dengan latar belakang pendidikan sosial, orang-orang yang selalu bertanya mengenai pekerjaan saya selalu saja terkejut ketika saya menjawab “editor video dan desainer grafis” sebagai profesi saya.
Belajar terus menerus, itu yang membuat saya terus bertahan di bidang ini. Tidak lewat jalur pendidikan formal, hanya otodidak lewat pengalaman. Semangat inilah yang membawa saya ke keinginan saya yang terbesar saat ini: memiliki sebuah blog untuk saya sendiri, tempat atau media dimana saya bisa bercerita mengenai kesulitan yang saya alami, dimana saya – harapkan – dapat mendapatkan jawaban atas permasalahan saya dari orang lain yang memiliki gelora yang sama dengan saya. Sebuah tempat yang juga bisa menjadi media saya untuk berbagi pengalaman, mungkin hal ini menarik untuk siapa diluar sana yang ingin memulai terjun di bidang ini. Bukankah itu salah satu tujuan mulia dari sebuah Blog ? Hal ini akan berlangsung lama karena gelora saya masih tetap menyala, dan berharap akan selamanya. Hamba memohon agar diberikan pengetahuannya……terima kasih.